Pokymon.Blog

1.5M ratings
277k ratings

See, that’s what the app is perfect for.

Sounds perfect Wahhhh, I don’t wanna

SANDBOX

Ada yang sudah lihat drama Korea berjudul Start-Up? Sekarang saya mau berbicara tentang SANDBOX yang ada di dalam drama tersebut.

Di mata saya, SANDBOX merupakan suatu organisasi amal. Loh kok amal? Ya, karena mereka memberikan banyak hal secara gratis kepada peserta mereka. Mereka memberikan uang sebesar 100 juta won dan aset-aset keperluan bisnis secara gratis kepada tim yang lolos pada Pekan Retas.

Namun, SANDBOX berbeda dengan organisasi amal lainnya. Mereka memberikan uang dan aset tersebut untuk dilipatgandakan oleh pesertanya. Maksudnya, SANDBOX memberikan modal berupa uang dan aset agar peserta tersebut gunakan untuk tujuan investasi, seperti berbisnis. Sedangkan, organisasi amal yang kita kenal selama ini hanya memberikan uang atau benda kepada orang yang membutuhkan, misalnya fakir miskin, tanpa peduli apakah uang tersebut akan digunakan untuk apa.

Hal yang dilakukan SANDBOX ini persis seperti apa yang Ayah Kayanya Robert T. Kiyosaki katakan. Ia pernah berkata bahwa daripada memberikan orang ikan setiap hari, lebih baik mengajarkannya cara memancing ikan. Daripada memberikan uang kepada orang setiap hari, lebih baik mengajarkannya cara berbisnis.

Apa maksudnya? Orang yang sudah tahu cara memancing akan memancing ikan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, orang itu melakukan suatu usaha. Ia tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan, orang yang diberi ikan setiap hari akan selalu meminta-minta ikan di hari berikutnya, itu menjadi kebiasaan dan ia akan menjadi pemalas. Sama halnya dengan yang tadi. Orang yang sudah tahu cara berbisnis akan melipatgandakan uang dengan berbisnis untuk menaikkan taraf kehidupannya, ia berusaha. Sedangkan, orang yang diberikan uang setiap hari akan meminta-minta uang di hari berikutnya tanpa adanya usaha, hidupnya hanya akan selalu bergantung pada orang lain.

Inilah perbuatan menakjubkan dari SANDBOX. Mereka memberikan donasi untuk menaikkan taraf kehidupan pesertanya, bukan untuk menjadikan pesertanya malas dan meminta donasi-donasi berikutnya.

start up startup start-up sandbox korean drama drama korea robert t. kiyosaki invest business donate donation bahasa indonesia korean

Uang Alam

Pendahuluan

Persis seperti yang telah kita ketahui, uang merupakan suatu hal yang sangat erat kaitannya di kehidupan kita. Benda berukuran kecil itu entah mengapa memiliki kekuatan yang sangat menakutkan. Benda mungil itu dapat mencerminkan bagaimana kondisi kehidupan kita. Karena kekuatannya yang sangat menakutkan itu, bend aitu dalam sekejap dapat membuat hidup kita langsung terpuruk.

Pada era sekarang ini, uang telah menggerakkan kehidupan kita, hingga banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan benda yang satu ini. Alasan melakukan hal itu sangat bermacam-macam, mulai dari kondisi ekonomi yang buruk, kemiskinan, hingga ingin mendapatkan kekayaan maupun kejayaan.

Namun, banyak orang yang mengira bahwa uang kertas yang mereka pegang sekarang itu adalah uang, Anda pun yang membaca tulisan ini juga berkemungkinan beranggapan demikian. Padahal, uang sebenarnya bukan itu.

Sebagai informasi, tulisan ini akan bertolakbelakang dengan apa yang dipikirkan oleh orang-orang atau bahkan buku Ekonomi sekalipun. Selamat membaca tulisan dengan sisi perspektif yang berbeda!


Sejarah Uang

Sebelum saya menjelaskan yang manakah uang yang sebenarnya itu, akan lebih baik jika Anda mengetahui sejarah uang dari sisi mata dunia. Pada mulanya, tidak ada istilah uang di kehidupan manusia. Manusia masih memenuhi kebetuhannya secara individu. Jika mereka lapar, maka mereka akan langsung berburu. Mereka belum mengenal dengan yang namanya pertukaran.

Kemudian, manusia pun sadar bahwa kebutuhan mereka tidak dapat dipenuhi secara sendirian. Mereka membutuhkan manusia yang lainnya. Maka pada akhirnya, muncullah sistem barter. Mereka mulai saling tukar-menukar barang mereka dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki suatu barang dan menginnginkan barang yang lain, maka ia akan melakukan barter dengan orang lain yang memiliki barang yang ia inginkan dan menginginkan barang yang ia miliki.

Akan tetapi, masalah pun muncul. Sistem barter masih memiliki banyak kekurangan. Ketika seseorang ingin melakukan barter, maka ia harus menemukan orang yang memiliki barang yang ia inginkan. Belum tentu juga orang tersebut menginginkan barang yang ia miliki. Sistem barter juga memiliki kesulitan untuk menukarkan barang yang memiliki nilai yang sama atau setara dengan barang yang lainnya.

Dibekali akal yang sangat pintar, manusia mulai memikirkan cara-cara tertentu. Mereka mulai menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda-benda tersebut harus diterima secara umum, bernilai tinggi, atau sukar untuk didapatkan. Misalnya kerang yang digunakan karena dianggap indah dan bernilai.

Meskipun sudah ditemukan alat tukar, masalah masih tetap ada. Benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga penentuan nilai, penyimpanan, dan pengangkutan menjadi sulit. Benda-benda tersebut juga mudah hancur dan tidak tahan lama karena daya tahan bendanya kurang.

Akibatnya, manusia memikirkan ide-ide baru bagaimana cara menentukan alat tukar yang lebih efisien dan daya tahannya kuat. Mereka pun menemukan uang logam, yaitu emas dan perak. Emas dan perak dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi, mudah dipecah tanpa mengurangi nilainya, mudah dibawa ke mana-mana, dan yang pasti tidak mudah hancur serta tahan lama.

Namun, masalah mulai bangkit kembali. Jumlah persediaan emas dan perak di bumi sangat terbatas, sedangkan permintaan akan uang logam untuk digunakan dalam transaksi tukar-menukar terus bertambah.

Manusia dengan otak yang sangat cerdas itu pun menggantikan uang-uang logam tersebut menjadi uang kertas. Pada mulanya, uang kertas merupakan sebuah sertifikat bukti kepemilikan emas atau perak. Namun, lama-kelamaan, masyarakat terbiasa dengan menggunakan uang kertas sebagai alat tukar. Pada akhirnya, uang kertas digunakan secara terus-menerus hingga saat ini.


Versi Perspektif Berbeda

Sesudah Anda mengetahui sejarah uang dari sisi mata dunia, persilakan saya untuk memberitahu Anda sejarah uang dari sisi perspektif berbeda. Apakah Anda sadar bahwa sebenarnya uang telah ada sebelum manusia menemukan uang itu sendiri? Setiap hari, mereka memakan uang, menggunakan uang, menukar-nukar uang. Kok bisa? Mari saya jelaskan.

Satu, manusia memang memakan uang. Uang yang saya maksud adalah uang komoditas. Dengan didefinisikan secara singkat, uang komoditas merupakan uang berupa benda-benda. Benda-benda tersebut dianggap sebagai uang karena benda-benda tersebut bernilai. Benda-benda tersebut dapat diperjualbelikan. Terus, apa maksud dari manusia memakan uang? Itu bermaksud bahwa manusia itu memakan uang komoditas yang berupa makanan, seperti padi, telur, daging, dan lain-lain.

Kedua, manusia memang menggunakan uang. Seperti yang telah saya jelaskan di atas, uang yang saya maksud itu uang komoditas. Terus, apa maksud dari manusia menggunakan uang? Itu bermaksud bahwa manusia itu menggunakan uang komoditas yang berupa benda sehari-hari, seperti kayu, logam, dan lain-lain.

Ketiga, manusia memang menukar-tukar uang. Mereka menukar-tukar uang komoditas berupa benda-benda yang mereka hasilkan kepada yang lain. Kalimat diatas dapat disebut juga dengan barter.

Anda pasti tidak dapat menyangkahnya. Ternyata, barang-barang yang mereka gunakan untuk barter, benda-benda yang mereka anggap alat tukar, emas, dan perak itu semua adalah uang. Secara tidak sadar, semua yang mereka gunakan untuk bertransaksi itu adalah uang. Itu semua adalah uang yang sebenarnya.

Kemudian, uang yang sebenarnya itu tergantikan oleh kertas sertifikat, yaitu uang kertas (fiat). Pada awalnya, uang kertas hanyalah sebuah sertifikat bukti kepemilikan uang yang sebenarnya (emas dan perak). Namun seiring berkembangnya zaman, semua kertas sertifikat itu telah berubah menjadi uang kertas yang digunakan di kehidupan sehari-hari hingga sekarang.


Penutup

Selain uang dengan nilai sebenarnya yang terpapar di atas, masih ada banyak lagi uang-uang lainnya. Mulai dari tanah, properti, real estat, dan kawan-kawannya. Saya akan membahas dan menjelaskannya lebih jauh pada tulisan saya yang berikutnya.


Catatan Kaki

Philosophy of Money

uang alam philosophy money bahasa indonesia

Diskriminasi Pembelajaran

Pendahuluan

Saya yakin bahwa Anda pasti pernah bersekolah atau bahkan anak Anda juga bersekolah. Kita sering diberitahu oleh guru kita atau bahkan orangtua kita bahwa bersekolah itu adalah hal yang wajib kita lakukan. Kita pun juga sering diiming-imingi bahwa kelak ketika kita telah selesai menempuh perguruan tinggi, kita akan sukses. Namun, apakah Anda pernah berpikir bahwa masih ada banyak kesalahan dari sistem pendidikan di Indonesia saat ini? Atau apakah Anda pernah berpikir bahwa yang mereka katakan itu adalah sebuah kebohongan?


Satu Arah dan Propaganda

Salah satu kesalahan pada sistem pendidikan di Indonesia adalah satu arah. Guru-guru hanya menjelaskan suatu teori kepada kita, lalu kita bertanya, dan selesai. Selanjutnya, kita diberikan tugas dan dikumpulkan. Apakah Anda tidak sadar bahwa ini adalah praktik diskriminasi dari belajar yang terus dilakukan hingga sekarang ini?

Dalam sistem mengajar satu arah, murid tidak dapat mengutarakan pendapatnya. Murid tidak dapat menyalurkan pemikiran dan gagasannya. Murid pun juga tidak merdeka dalam berekspresi. Padahal, dalam sila keempat dari Pancasila yang berbunyikan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan”, tertuliskan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi musyawarah. Musyawarah itu pun bukan pembicaraan satu arah, melainkan dua arah, saling sahut-menyahut. Sistem pendidikan kita sudah lupa akan ideologi negara kita.

Tentu pada awalnya Anda akan kaget memikirkan mengapa saya memasukkan propaganda dalam daftar kesalahan sistem pendidikan di Indonesia. Anda tidak menyadari bahwa praktik propaganda secara lancar terus terjadi di negeri yang kita cintai ini. Pertama-tama, saya akan membahas dulu apa itu propaganda.

Dengan didefinisikan secara sederhana, propaganda merupakan suatu hal berupa paham yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan memaksa agar orang lain itu sepaham dengannya. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, propaganda itu termasuk satu arah. Orang yang satu memberikan suatu paham kepada orang lain, lalu orang lain itu harus menerima paham tersebut, ia tidak dapat menentang paham tersebut hingga mengekspresikan pemikiran dan gagasannya. Apakah Anda tidak sadar bahwa propaganda ternyata terjadi di sistem pendidikan kita? Mari saya jelaskan.

Propaganda secara terus-terusan dilakukan di sekolah hingga sekarang. Seperti yang dibahas di bagian sebelumnya, guru-guru hanya menerangkan kita suatu paham, yaitu teori. Murid tidak dapat menentangnya. Murid tidak dapat mengeluarkan isi pemikirannya yang mungkin juga dapat membuat teori-teori baru atau bahkan memajukan teori-teori tersebut. Sebaliknya, murid hanya dapat terpaksa duduk diam dan membiarkan paham tersebut menggerogoti isi kepalanya (baca: pemikirannya hilang). Mereka juga harus menerima kenyataan bahwa mereka ternyata adalah budak (baca: dengan bodohnya menerima propaganda secara lapang dada). Secara fisik, mereka merdeka. Namun, secara mental, mereka tidak merdeka.

Tugas berupa soal-soal pertanyaan yang hanya terdapat satu jawaban yang diberikan oleh guru-guru itu juga termasuk salah satu propaganda. Murid secara terpaksa harus mencari satu jawaban yang benar. Padahal, sebenarnya tidak ada benar dan salah dalam kehidupan ini. Hanya agama dan teori yang kita percayailah yang menjadi tolak ukur benar dan salah. Kadang, suatu persoalan dunia juga dijawab dengan lebih dari satu jawaban, karena dunia ini itu plural (baca: ada banyak pikiran). Tidak ada konflik di dunia ini yang diselesaikan dengan satu pemikiran.

Langkah yang terbaik untuk menghilangkan pembelajaran dengan satu arah dan propaganda yang terus terjadi hingga sekarang adalah dengan diskusi atau musyawarah tadi. Murid dan guru akan dapat saling sahut-menyahut. Setiap murid dapat setuju dan tidak setuju terhadap suatu pendapat dan dapat memberikan alasannya berupa pemikirannya. Ini justru dapat menciptakan sebuah teori-teori baru atau bahkan memajukan teori-teori lama. Hal kecil ini pun juga dapat memajukan bangsa yang kita cintai ini.


Menghafal

Anda, para pembaca, pasti pernah dan bahkan sering diperintah oleh guru untuk menghafalkan sesuatu. Padahal, apakah Anda tahu bahwa menghafal itu bukan proses belajar? Namun, sebelum saya membahas itu, saya akan menjelaskan dulu apa itu menghafal.

Dengan bahasa yang disederhanakan, menghafal itu merupakan suatu proses seseorang untuk mengingat-ingat sesuatu hal. Ada banyak contoh menghafal yang dapat kita temui di kehidupan kita, seperti menghafal password, menghafal nomor telepon, dan lain-lainnya. Namun, apakah menghafal itu merupakan cara terbaik untuk diterapkan pada proses pembelajaran?

Tentu jawabannya tidak, menghafal itu bukan termasuk proses pembelajaran. Dengan menghafal, murid jadi cepat lupa. Salah satu alasannya karena sesudah belajar, murid akan langsung istirahat, ia tidak akan memikirkan hafalan itu lagi. Hal ini juga dapat kita lihat di dalam diri orang dewasa juga. Apalagi orang lansia yang sudah mulai pikun.

Apakah Anda tahu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita yang baru? Pastinya Anda tahu. Beliau adalah Nadiem Makarim. Beliau pernah berkata bahwa literasi itu memahami isi suatu bacaan, bukan hanya sekadar membaca maupun menghafal. Beliau pun juga pernah mengatakan bahwa menghafal itu bukan proses belajar. Jika Anda tahu, budaya literasi di Indonesia saat ini sangat minim sekali. Itu disebabkan karena sekolah kita mengajarkan murid-murid untuk menghafal, bukan memahami. Alangkah baiknya bila kita membudayakan literasi sejak dini. Jika Anda tahu juga, saat Anda membaca tulisan yang saya tulis ini, Anda juga butuh pemahaman dan penalaran.


Pembodohan

Banyak guru-guru maupun orangtua-orangtua kita berkata untuk bersekolahlah yang tinggi, agar kita mendapatkan kesuksesan dengan mudah. Namun, apakah Anda tahu bahwa itu adalah sebuah kebohongan dan pembodohan?

Sekolah memang merupakan salah satu tempat untuk belajar. Namun, bukan berarti sekolah itu adalah tempat untuk mencari kesuksesan. Sekolah sejatinya hanyalah sebuah tempat belajar dan bersosialisasi saja, tidak lebih dari itu. Sekolah hanyalah sebuah tempat yang memberikan kita ilmu. Ilmu itu pun tujuannya untuk diaplikasikan atau dilakukan di kehidupan sehari-hari.

Ironisnya, ada banyak orang juga yang berpikir bahwa sekolah itu tempat mencari nilai, bukan ilmu. Mereka berpikir bahwa dengan nilai yang tinggi, mereka dapat masuk ke jenjang berikutnya dengan mudah dan saat sesudah tamat sekolah, mereka akan mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi. Padahal, bukan itu tujuan dari bersekolah. Ironisnya lagi, nilai-nilai tersebut didapatkan dari menjawab soal-soal berupa pertanyaan dengan satu jawaban yang tidak memberikan kemerdekaan dalam berpikir. Tambah ironisnya lagi, bahkan sampai ada murid-murid yang melakukan kegiatan mencontek. Sungguh menyedihkan!

Pembodohan lainnya yang ada di sekolah yaitu duduk diam di ruang kelas sambil mendengarkan guru menjelaskan tentang propagandanya. Tidak ada kegiatan berdiskusi di luar sekolah. Sungguh membosankan!


Penutup

Pesan saya yang dapat saya sampaikan hanyalah pendidikan di Indonesia harus siap untuk menghadapi perubahan. Sebab, perubahan adalah salah satu jalan untuk menghilangkan segala kekacauan di negeri tercinta ini. Satu langkah perubahan dapat mengubah segalanya. “That's one small step for man, one giant leap for mankind-Neil Armstrong.

diskriminasi pembelajaran propaganda menghafal pembodohan bahasa indonesia

Northern Accent dan Southern Accent di England

Sebelum menuju ke perbedaan antara Northern Accent dengan Southern Accent, sebaiknya kita harus mengetahui dulu apa itu Northern Accent dan Southern Accent. Northern Accent (disebut juga Scouse Accent atau Liverpool Accent) merupakan sebuah aksen atau dialek bahasa Inggris yang umumnya digunakan oleh orang Scouser di kota Liverpool, England. Sedangkan, Southern Accent (disebut juga British Accent) merupakan sebuah aksen atau dialek bahasa Inggris yang biasanya digunakan oleh orang British.

Konon katanya, bagian utara terpisah dengan bagian selatan di England. Orang utara atau yang biasanya disebut Scouser tidak akrab dengan orang selatan atau British. Hal ini menyebabkan tradisi dan kultur di kedua bagian ini berbeda antara satu sama lain. Salah satunya adalah aksen.

Jika dilihat dari keunikannya, kedua aksen ini memang sangat unik dibandingkan American Accent. Walaupun kedua aksen ini sama-sama berasal dari England, akan tetapi kedua aksen ini berbeda. Simbol fonetiknya pun juga berbeda. Berikut ini adalah sedikit contoh perbedaan pengucapan kedua aksen tersebut.

• It di British dibaca /ɪt/, sedangkan di Scouse dibaca /ɪh/.

That di British dibaca /ðaːt/, sedangkan di Scouse dibaca /d̪aːh/.

Not di British dibaca /nɒt/, sedangkan di Scouse dibaca /nɒh/.

Sangat berbeda, bukan? /t/ di British dibaca /h/ di Scouce jika berada di akhir kata. Namun, bukan hanya itu saja, masih ada banyak lagi perbedaan pengucapan yang terletak di antara kedua aksen tersebut. Berikut ini adalah perbedaan pengucapan pada huruf konsonan.

/t/ di British dibaca /t͡s/ di Scouse. Contohnya kata talk di British dibaca /tɔːk/, sedangkan di Scouse dibaca /t͡sɔːk/. Contoh kata selain itu adalah tea, time, toll, dan lain-lain.

/t/ di British dibaca /h/ di Scouce jika berada di akhir kata. Contohnya kata it di British dibaca /ɪt/, sedangkan di Scouse dibaca /ɪh/. Contoh kata selain itu adalah that, not, dan lain-lain.

/k/ di British dibaca /x/ (seperti bunyi kh) di Scouse. Contohnya kata back di British dibaca /baːk/, sedangkan di Scouse dibaca /baːx/. Contoh kata selain itu adalah kick, rock, bloke, dan lain-lain.

/r/ di British dibaca /ɾ/ di Scouse. Contohnya kata right di British dibaca /raɪt/, sedangkan di Scouse dibaca /ɾaɪt/ atau /ɾaɪh/. Contoh kata selain itu adalah ring, arrow, ferry, rubbish, dan lain-lain.

/θ/ di British dibaca /t̪/ di Scouse. Contohnya kata think di British dibaca /θɪŋk/, sedangkan di Scouse dibaca /t̪ɪŋh/. Contoh kata selain itu adalah think, thank, theatre, dan lain-lain.

/ð/ di British dibaca /d̪/ di Scouse. Contohnya kata this di British dibaca /ðɪs/, sedangkan di Scouse dibaca /d̪ɪs/. Contoh kata selain itu adalah that, these, those, brother, dan lain-lain.

Ini baru huruf konsonannya saja sudah berbeda. Bagaimana dengan huruf vokalnya? Berikut ini adalah perbedaan pengucapan pada huruf vokal.

/əː/ di British dibaca /œː/ di Scouse. Contohnya kata sir di British dibaca /səː®/, sedangkan di Scouse dibaca /sœː®/. Contoh kata selain itu adalah bird, shirt, turn, world, word, dan lain-lain.

/ɑː/ di British dibaca /aː/ di Scouse. Contohnya kata car di British dibaca /kɑː®/, sedangkan di Scouse dibaca /xaː®/. Contoh kata selain itu adalah hard, father, palm, dan lain-lain.

/əʊ/ di British dibaca /ɒʊ/ atau /ɛʊ/ di Scouse. Contohnya kata no di British dibaca /nəʊ/, sedangkan di Scouse dibaca /nɒʊ/ atau /nɛʊ/. Contoh kata selain itu adalah go, boat, dan alone.

/ʌɪ/ di British dibaca /aɪ/ di Scouse. Contohnya kata why di British dibaca /wʌɪ/, sedangkan di Scouse dibaca /waɪ/. Contoh kata selain itu adalah fly, buy, bye, dan lain-lain.

/ʌɪ/ di British dibaca /aː/ di Scouse jika kata diakhiri oleh huruf konsonan. Contohnya kata sign di British dibaca /sʌɪn/, sedangkan di Scouse dibaca /saːn/. Contoh kata selain itu adalah mine, side, time, wide, dan lain-lain.

/ɪ/ di British dibaca dengan lidah dimajukan di Scouse. Contohnya kata bit, with, busy, think, dan lain-lain.

/iː/ di British dibaca /ɪi/ di Scouse jika berada di akhir kata. Contohnya kata see di British dibaca /siː/, sedangkan di Scouse dibaca /sɪi/. Contoh kata selain itu adalah bee, flee, dan lain-lain.

/uː/ di British dibaca /ɪu/ di Scouse jika berada di akhir kata. Contohnya kata pool di British dibaca /puːl/, sedangkan di Scouse dibaca /pɪul/. Contoh kata selain itu adalah new, true, dan lain-lain.

/ʌ/ di British dibaca /ʊ/ di Scouse. Contohnya kata fun di British dibaca /fʌn/, sedangkan di Scouse dibaca /fʊn/. Contoh kata selain itu adalah shut, blood, son, sun, dan lain-lain.

Jika kalian menginginkan audio cara pengucapannya, kalian dapat mendengarkannya di link berikut: https://pronunciationstudio.com/scouse-accent.


Catatan Kaki

Scouse - the Liverpool Accent - Pronunciation Studio

england british scouse accent bahasa indonesia